Apakah
kalimat diatas cukup menggambarkan alasanmu untuk resign?
· Berencana
resign
· Pengen
resign
· Jenuh
dengan pekerjaan
· Merasa
tidak maksimal dalam pekerjaan, atau mungkin
· Memiliki konflik dengan atasan dan rekan kerja
Apapun
kondisimu sekarang, tulisan ini sangat dikhususkan buat kamu yang memang sudah
berencana resign. Bukan hanya sekedar ingin resign. Why?
Karena beberapa orang hanya ingin resign, hanya sekedar ingin. Tapi realitanya masih bekerja di tempat tersebut, tidak benar-benar berani untuk resign.
Tujuan artikel ini ditulis bukan mengajak kamu untuk resign.
Tetapi lebih fokus membahas bagaimana cara eksekusi supaya yang “sudah” berencana
resign bukan sekedar wacana, atau bisa jadi kamu bisa mendapatkan pekerjaan
baru sebelum resign. Tentunya dengan cara yang baik dan profesional ya.
Hal-hal dibawah ini bisa kamu pertimbangkan sebelum mengeksekusi rencanamu untuk resign.
Hilangkan Segala Emosi Negatif
Disini
jangan biarkan emosi negatifmu lebih menguasai logikamu. Karena
disini kamu sedang mengambil salah satu keputusan penting dalam hidup. Jadi, emosi negatif dengan rekan kerja, atasan, job desc, dan yang ada di tempat kerja sebaiknya dikontrol. Supaya bisa berpikir secara jernih,
bukan karena emosi.
Selanjutnya, Tentukan Waktu yang Tepat
Emang
kapan sih waktu yang tepat? Nunggu
1 bulan dulu? 3 bulan? Atau cukup 1 minggu? Well,
disini hanya kamu yang paling tahu kapan waktu yang tepat untuk resign. Why? Karena
kamu harus pertimbangkan beberapa hal sebelum kamu benar-benar resign.
Ini berlaku buat kamu yang memang ingin pindah tempat kerja ya. Tidak berlaku buat kamu yang berencana resign karena akan melanjutkan kuliah, mau melanjutkan S2 dengan beasiswa, fokus dengan bisnis sendiri, atau mungkin fokus dengan keluarga/anak.
Tapi kalau kamu ingin pindah tempat kerja, sebaiknya jangan resign dulu sebelum kamu mendapatkan pekerjaan baru. Perlu juga mempertimbangkan moment-moment saat menjadi job seeker dulu, pasti perlu proses atau waktu sampe akhirnya kamu mendapatkan pekerjaan.
Saving yang Cukup
Pastikan tabungan kamu cukup untuk biaya hidup selama kamu menjadi job seeker. Mungkin untuk jaga-jaga sekitar 3 bulan ke depan. Karena jangan sampai kamu resign sebelum mendapat pekerjaan, lalu karena tabungan tipis alhasil kamu buru-buru menerima pekerjaan atau tempat kerja yang tidak sesuai sama diri kamu. Ya akhirnya kamu kembali lagi ke cerita lama.
Padahal resign itu bisa menjadi sebuah moment dimana kamu bisa menata kembali tujuanmu dalam hal karir loh. Ngomong-ngomong tentang tujuan, perlu juga kamu mempertimbangkan tujuanmu resign.
Tujuan Resign
Motifmu untuk resign harus benar-benar jelas dan kamu tau apa yang mau kamu capai selanjutnya. Ya seperti balik lagi ke poin awal, jangan karena emosi negatif.
Kalau mau melanjutkan S2? Hmm..
Apakah se-urgent itu?
Intinya adalah jangan sampai
keputusanmu membuat kamu menyesal. Kalau dari poin 1 sampai 3 tadi sudah
clear, tidak ada masalah, kamu bisa lanjut ke poin selanjutnya.
Buat Timeline
Tentunya kalau point tadi sudah clear, kamu bisa menentukan sendiri kapan sih waktu yang tepat untuk resign itu? Sebagai contoh, anggaplah kamu akan resign 1 tahun kemudian. Loh kok lama? Ya who knows kan, setiap orang berbeda-beda.
Nah dalam waktu sekarang sampe sebelum waktunya tiba, kamu bisa fokus upgrade diri kamu yang tentunya bisa meningkatkan value kamu. Sehingga kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari sekarang, termasuk salary yang lebih menarik hihihi.
Maksudnya gimana? Dalam timelinemu selama 1 tahun tadi,
kamu bisa….
Update CV dan Profil Linkedin
Karena masih ada sisa waktu, kamu juga
bisa sambil introspeksi diri. Coba tanyakan ke diri kamu, kompetensi apa yang
masih kurang atau masih perlu ditingkatkan lagi? Kalau kamu sadar masih ada
kekurangan, tidak ada salahnya rajin ikut training atau workshop.
Rajin Ikut Training atau Workshop
Rajin ikut training atau workshop yang bisa meningkatkan kompetensi di bidangmu. Nah
berarti disini kamu juga pintar-pintar dalam mengatur keuangan ya, atau mungkin
kamu bisa ikut training yang bisa dibiayai sama kantor.
Eksekusi
Ya. Ini yang paling penting, eksekusi
supaya tidak sebatas rencana yang berujung wacana. Mulai apply pekerjaan yang memang sudah
menjadi tujuanmu. Nah mungkin yang memiliki keinginan
bisa langsung masuk kantor baru setelah resign, bakal dilema bagaimana nanti jika
ada undangan interview kerja? Bagaimana caranya datang waktu seleksi beasiswa S2?
Nah ini pentingnya hemat jatah cuti dan pentingnya timeline tadi. Jatah cuti bisa kamu manfaatkan untuk proses recruitment, atau proses seleksi beasiswa ke luar negeri misalnya, jadi bukan malah tiba-tiba menghilang tanpa kabar di kantor ya. Di sinilah kamu akan banyak menghadapi godaan. Merasa repot karena banyak yang harus dipersiapkan diluar jam kantor.
Mengorbankan waktu istirahat atau weekend untuk belajar toefl atau ielts, sibuk project diluar untuk membangun portofolio. Lelah dan kadang ingin menyerah itu pasti. Namanya juga manusia. Tapi kamu tetep harus konsisten jika ingin rencanamu bukan sekedar wacana. Good luck ya!
Komentar
Posting Komentar