Menurut kamu, apa sih alasan menikah yang tepat? Apa yang akhirnya membuat kamu memilih dia dari sekian manusia di bumi? Cinta? Menurutmu apakah cinta itu penting? Apakah cinta saja itu sudah menjadi alasan yang cukup untuk memulai kehidupan baru dengan orang yang kamu mau?
Kalau kata orang cinta aja ga cukup. Ada benernya juga. Banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan, termasuk perbedaan-perbedaan yang ada untuk meminimalisir hal-hal yang memicu konflik. Mencari partner hidup yang tepat dan sejalan memang tidak mudah dan memerlukan proses. Karena ketika sudah memutuskan menikahi orang tersebut. It won't just be the two of you, but you are marrying into a family.
Jatuh cinta adalah pengalaman emosional dan obsesif. Siang, sore, malem mikirin doi terus. Berpikir kalau dia adalah orang yang paling luar biasa dan menyenangkan yang pernah kamu kenal. Ingin selalu bersama setiap saat. Bermimpi bisa berbagi sisa hidup dan membuat satu sama lain bahagia.
Seringkali kita gagal mempertimbangkan bahwa perbedaan sosial, spiritual, dan intelektual berbeda jauh. Tujuan hidup dan nilai yang dianut bertentangan. But, we are in love. However, emotions change and obsessions fade.
Rata-rata perasaan tersebut bertahan selama 2 tahun. Bisa lebih lama, bisa kurang. Setelahnya, perbedaan diri sendiri dengan pasangan mulai muncul dan sering mendapati diri sendiri berdebat dengan orang yang pernah kita anggap sempurna. Jika tidak dapat menghadapi perbedaan tersebut, akan berpikir sudah tidak saling mencintai lagi.
Jika kalian sedang menjalani hubungan romatis. Sebelum memutuskan untuk menikah, pastikan benar-benar sudah mengenal satu sama lain, termasuk diantaranya aspek intelektual, emosional, sosial, value, spiritual, fisik, tujuan hidup, dan keluarga. Karena saling mencintai saja bukan fondasi yang cukup untuk membangun pernikahan yang sukses.
Source: Chapman, Gary D. (2010). Things I Wish I'd Known Before We Got Married. Chicago: Northfield Publishing.
Komentar
Posting Komentar